klik pasti untung

Selasa, 08 Maret 2011

"AKU INGIN MEREKA JADI INTELEKTUAL ISLAM



Sedari dini ketiga anaknya telah dikenalkan pada ajaran Islam. Namun ia belum memberlakukan kewajiban-kewajiban tertentu pada mereka.
"Jikapun mereka ingin mengikuti jejak saya, syaratnya harus lebih hebat dari saya," kata "motor" kelompok band Dewa 19 ini, Dhani Ahmad Prasetyo (28). Namun, ia tetap berharap ketiga buah hatinya: Al-Ghazali (3,5), El Jalaludin Rumi (1,5), dan Abdul Qodir Jaelani (6 bln), kelak mau menjadi intelektual Islam.
Keinginan itu muncul setelah ia melihat intelektual Islam di negeri kita masih amat sedikit. "Orang-orang kita yang khusus berkecimpung di dunia Islam, kan, masih relatif sedikit. Padahal, untuk memajukan Islam hanya bisa terlaksana oleh orang Islam itu sendiri karena Islam takkan bisa maju jika umat Islamnya pun tak maju," jelas suami dari Maya Estianty (24) ini.
TAK KE SEKOLAH UMUM
Meski keinginan tersebut begitu kuat, toh, Dhani belum ingin menggodok anak-anaknya dengan kewajiban-kewajiban tertentu. "Belum saatnya mereka diberikan pendidikan khusus atau wajib. Untuk saat ini biarkan mereka berkembang bebas layaknya anak-anak lain seusia mereka. Kan, dengan begitu mereka bisa memanfaatkan masa kecilnya sebaik mungkin, entah bermain, bergaul dengan teman, ataupun bermanja-manja dengan orang tua."
Menurutnya, bila anak terpuaskan masa kecilnya, kelak saat tiba waktunya untuk serius menuntut ilmu, takkan terganggu lagi atau takkan tergoda lagi untuk melakukan hal-hal yang tak sepantasnya mereka lakukan di usia itu. Mereka pun tak ada alasan untuk sibuk main atau merasa kurang perhatian orang tua.
Bukan berarti ia sama sekali tak melakukan persiapan, lo. Ia malah sudah menentukan sekolah mana yang akan jadi tempat menuntut ilmu bagi anak-anaknya. "Mereka tak akan sekolah di sekolah umum, melainkan di sekolah yang ajaran Islamnya lebih banyak, seperti pesantren."
Ia pun mengenalkan anak-anaknya pada ajaran Islam, seperti salat lima waktu, mengaji, dan berdoa. "Pokoknya, semua nilai-nilai keislaman, saya kenalkan pada mereka sejak dini. Tapi hanya sebatas mengenalkan, lo, belum mewajibkan." Adapun caranya dengan memberi contoh langsung, misal, saat tiba waktu salat, ia ajak anak-anaknya untuk bersama-sama melakukan salat jamaah.
Ia sadar, sebagai orang tua, dirinya harus jadi panutan buat anak. "Jadi, sebelum menyiapkan mereka, saya juga menyiapkan diri sendiri dengan cara memperdalam ilmu keagamanan. Selain agar tak terlihat bodoh di depan anak-anak, juga agar saya tahu bagaimana mengurus dan mendidik anak secara Islami."
TAK MEMUKUL ANAK
Dhani juga kerap memberi masukan tentang nilai-nilai kebaikan, seperti tak boleh nakal sama teman, kakak, adik, atau orang lain. Nilai-nilai ini langsung diberikan kala anak-anaknya berbuat nakal. "Jadi, jangan ditunda diberikan di lain hari." Misal, kala si sulung menakali adiknya, Dhani akan menegurnya saat itu juga, "Ghazali, kamu enggak boleh begitu, dong, sama adik. Kasihan, kan, ia kesakitan. Coba kalau kamu yang alami sendiri, bagaimana? Justru sebagai kakak, kamu yang harus jaga adik."
Namun, se"nakal" apa pun mereka, ia mengaku tak pernah memarahi apalagi memukul. "Buat apa? Itu nggak menyelesaikan masalah, kok. Lagi pula, itu juga tak berguna dan tak baik buat anak." Menurutnya, anak balita tak tahu apakah perbuatannya itu baik atau nakal. "Yang bilang perbuatan anak itu nakal, kan, kita-kita ini orang dewasa. Mungkin saja maksud si anak hanya sekadar bercanda atau ingin diperhatikan." Jadi, ia lebih suka memberi pengertian atau melarang.
Selain itu, ia pun mengajari anak-anaknya agar tak egois. "Memang, anak balita masih egois. Justru karena itu kami selalu ajari mereka agar tak mementingkan kebutuhannya sendiri, karena orang lain pun pasti punya kepentingan dan kebutuhan." Itulah mengapa, ia juga mengajarkan tak semua keinginan bisa terpenuhi. Misal, kala si sulung rewel gara-gara hendak ditinggal pergi tur bersama Dewa 19, ia jelaskan bahwa kepergiannya untuk kerja bukan untuk main.
BERMAIN SAMA ANAK
Dhani merasa dirinya belum menjadi orang tua yang baik bagi ketiga buah hatinya. Lantaran kesibukannya sebagai musisi yang harus melakukan tur, latihan rutin bersama Dewa 19, ataupun mencipta lagu, hingga ia tak terlalu jauh terlibat dalam pengurusan anak-anaknya. "Paling aku hanya mengajak mereka main atau jalan-jalan. Mainnya pun paling banyak dilakukan di rumah, misal, dengan menonton VCD, atau di studio sambil ngeliatin ayahnya latihan," akunya.
Saat main bersama anak-anaknya inilah, dirasakan Dhani sebagai saat yang paling menyenangkan. "Ada perasaan senang dan bangga yang tak bisa digambarkan, sebab hanya bisa dipahami dan dirasakan oleh mereka yang telah mempunyai anak." Bahkan, untuk menuangkannya ke dalam lagu pun, ia tak bisa. Saking bahagianya, ya, Pak!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar